Investasi di tengah Krisis

Krisis global membuat kita bingung kemana harus berinvestasi? Harga saham terjun bebas, obligasi korporasi takut gagal bayar. Apakah harus pegang uang kas sampai berbulan-bulan? Waduh ga ada nilai tambah dong. Jadi harus gimana nih? Pertanyaan ini pasti sering kali muncul dalam rubrik investasi, talk show di radio atau seminar-seminar.

Saham memang harganya turun drastis sehingga tidak menarik untuk dikoleksi lagi akan tetapi masih menarik kalo anda punya waktu luang bisa setiap saat di depan komputer memantau pergerakan harganya. Kenapa? Anda dapat melakukan daily trading. Rajin baca koran sehingga anda tahu isu-isu terbaru tentang perekonomian, berita-berita tentang emiten. Pagi hari saat pasar dibuka beli saham-saham yang kira-kira akan membaik harganya. Anda harus setiap saat di depan komputer karena begitu harga saham naik atau turun 5% langsung jual. Jangan pernah biarkan dana anda menginap. Pasar sangat sulit diprediksi.

Tidak berjalannya sektor riil akibat bank tidak mengucurkan kredit membuat obligasi korporasi tidak menarik untuk dijadikan instrumen investasi, mengingat kemungkinan gagal bayar sangat besar. Juga diakibatkan daya beli masyarakat yang turun sehingga pendapatan korporasi juga turun bahkan banyak pabrik yang mengurangi jumlah tenaga kerja karena tidak punya dana untuk produksi. Mesin-mesin dijalankan hanya agar tidak rusak.

Kupon obligasi korporasi tidak jauh berbeda dengan suku bunga deposito di perbankan. Saat ini bank-bank memberikan suku bunga rata-rata 10% pa untuk jumlah nominal minimal Rp 100 juta. Untuk nominal lebih dari itu biasanya ada special rate, tergantung negosiasi. Tetapi anda harus berhati-hati dalam memilih bank.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Bank tersebut tidak dikelola oleh orang-orang yang memiliki masa lalu yang buruk.(www.sahabatpasti.co.cc)
2. Kinerja keuangan yang baik seperti Net Performing Loan /Kredit Bermasalah (NPL) <>8%, Likuiditas yang dapat dilihat dari Loan to Deposit Ratio/Rasio Kredit terhadap Deposito (LDR) berkisar 80%.
3. Bank memiliki masa depan karena bergerak dalam pembiayaan yang spesifik seperti agrobisnis, usaha kecil menengah, dan lainnya.

Jika anda tidak ingin berinvestasi di pasar uang atau pasar modal, maka ada alternatif investasi yang mungkin layak untuk dipertimbangkan yaitu usaha rumah makan/restoran yang harga murah, warung kopi yang murah atau bioskop/dvd murah.

Mengingat daya beli masyarakat sudah mulai turun dan para investor yang sudah kehilangan cukup banyak dana di pasar modal butuh hiburan supaya tidak stress maka warung makan dan warung kopi yang murah menjadi tempat pertemuan dengan rekan-rekan sejawat untuk menghilangkan suntuk. Biasanya mereka membahas langkah-langkah apa yang harus dilakukan berikutnya jika punya uang lebih, walaupun implementasinya mungkin masih satu atau dua tahun lagi.

Para pakar ekonomi memprediksikan bahwa kebangkitan pasar modal baru dimulai tahun 2010, lebih cepat 6 bulan atau 9 bulan dari sektor riil. Dan puncaknya mungkin baru 2012. Jadi masih sangat lama. Mungkin salah satu alternatif investasi di atas bisa menjadi pilihan anda sambil menunggu membaiknya perekonomian dunia. Selamat mencoba